Laju kecepatan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan di tahun ini diprediksi akan lebih lambat dari perkiraan sebelumnya, sebagaimana investasi menyusut lantaran melemahnya sentimen konsumsi dan meningkatnya suku bunga seiring lonjakan harga barang.
Lembaga Riset Ekonomi Korea (KERI) pada Senin (22/08) merilis laporan mengeni tren dan prospek ekonomi KERI untuk kuartal kedua 2022, memprediksi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan tahun ini mencapai sebesar 2,4 persen.
Angka tersebut turun 0,1 persen poin dari perkiraan yang dikeluarkan pada kuartal sebelumnya, yaitu sebesar 2,5 persen.
KERI memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi tahun ini akan mencapai 2,4 persen, dengan penyusutan konsumsi akibat inflasi yang tinggi dan laju pertumbuhan yang melambat.
Konsumsi swasta, yang menyumbang porsi terbesar dari permintaan domestik, diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,2%, turun 0,4 persen poin dari tingkat pertumbuhan konsumsi swasta di tahun lalu.
Pertumbuhan investasi fasilitas, salah satu bidang utama yang mempengaruhi permintaan domestik, diprediksi mencatatkan -2,8 persen akibat gangguan rantai pasokan global yang berkepanjangan dan resesi ekonomi di negara-negara maju.
Sedangkan inflasi Korea Selatan untuk tahun ini diperkirakan akan mencapai 5,3 persen, memecahkan rekor tertinggi dalam 20 tahun terakhir.