Presiden terakhir Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, meninggal dunia di usia yang ke-91 tahun pada hari Selasa (30/08) waktu setempat. 

Gorvachev dikenal dengan kebijakan perestroika dan glasnost yang membawa bukan hanya keterbukaan dan reformasi di Uni Soviet, tetapi juga perubahan besar dalam tatanan dunia, termasuk reformasi di negara-negara Eropa Timur.  

Begitu pula, kepemimpinan Gorbachev berperan penting dalam meredam Perang Dingin. Namun demikian, posisinya semakin tersingkir seiring runtuhnya Uni Soviet pada Desember 1991. 

Gorbachev yang dianugerahi penghargaan Nobel Perdamaian pada 1990, terus melanjutkan berbagai kegiatan politik setelah pensiun. 

Selain itu, mendiang mantan Presiden Gorvachev juga memainkan peranan penting dalam jalinan hubungan diplomatik dengan Korea Selatan. 

Dia mengadakan pertemuan puncak dengan mantan Presiden Korea Selatan Roh Tae-woo di San Francisco, Amerika Serikat, pada 4 Juni 1990, meski kedua negara belum menjalin hubungan bilateral, serta menyepakati landasar jalinan hubungan diplomatik antara Seoul dan Moskow. 

Sebagai hasilnya, Menteri Luar Negeri kedua negara menandatangani pernyataan bersama untuk menjalin hubungan diplomatik pada 30 September 1990. 

Setelah itu, Noh sebagai pemimpin Korea Selatan pertama yang mengunjungi Uni Soviet, menggelar pertemuan di Moskow pada Desember 1990 dengan Gorbachev. Tahun berikutnya, Gorvachev menjadi pemimpin pertama Uni Soviet yang melawat ke Korea Selatan untuk mengadakan konferensi tingkat tinggi bilateral di Pulau Jejudo.  

Setelah pensiun, Gorvachev juga pernah mengunjungi Korea Selatan beberapa kali pada tahun 2001, 2008, dan 2009, serta terus mempertahankan hubungan khusus dengan Korea Selatan.