Wakil Perdana Menteri (PM) Urusan Perekonomian Korea Selatan Choo Kyung-ho memperkirakan dalam beberapa waktu ke depan, neraca transaksi berjalan akan mengalami fluktuasi yang signifikan, menambahkan bahwa pihaknya akan memantau dengan cermat penjualan dan pemintaan valuta asing, seperti tren aliran modal investor lokal dan asing.
Dalam sebuah rapat keungan pada hari Senin (05/09), Choo menyebut terdapat kemungkinan penyusutan surplus neraca tranksasi berjalan di masa depan, sebagaimana neraca perdagangan memburuk akibat naiknya harga energi global akhir-akhir ini dan perlambatan permintaan global, seperti China.
Defisit perdagangan Korea Selatan pada bulan Agusuts tercatat sebesar 9,47 miliar dolar AS, menyentuh rekor tertinggi sejak data statistik serupa dikumpulkan pada 1956.
Defisit perdangangan kumulatif dalam periode dari Januari hingga Agustus 2022 pun merupakan yang terbesar dengan catatan sebesar 24,723 miliar dolar AS.
Terlebih lagi, pasar keuangan juga mengalami ketidakstabilan, di mana nilai tukar mata uang won melampaui 1.360 won per dolar AS di pasar valuta asing pada Jumlat (02/09) lalu untuk pertama kalinya dalam 13 tahun 4 bulan sejak krisis keuangan global bertahun-tahun yang lalu.
Choo menambahkan bahwa tidak seperti nilai tukar mata uang won yang meningkat, sejumlah penilaian tingkat kesehatan ekonomi eksternal tetap berada di tingkatan stabil tanpa adanya perubahan besar.
Selanjutnya, dia memperkirakan neraca transaksi berjalan juga akan mencatatkan surplus besar pada tahun ini.
Di sisi lain, dia mengatakan bahwa selama masa liburan hari raya Chuseok, pihaknya akan menerapkan sistem tanggapan bersama instansi-instansi pemerintah untuk memantau secara real-time kondisi ekonomi riil dan pasar keuangan, serta mengambil tanggapan seksama terhadap gangguan di pasar.