Topan Hinamnor yang sangat kuat telah melewati Semenanjung Korea, namun topan itu meninggalkan kerugian besar bagi masyarakat Korea Selatan.
Markas Besar Pusat Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Korea Selatan secara resmi merilis penghitungan kerugian akibat topan Hinnamnor hingga Rabu (07/09) pukul 11.00 waktu Korea, menyebut bahwa telah ditemukan 11 orang tewas dan 1 orang yang masih hilang, serta tiga orang yang mengalami luka-luka.
Sebanyak tujuh orang dikonfirmasi tewas di tempat parkir bawah tanah di sebuah kawasan apartemen di Pohang yang terendam banjir.
Seorang wanita berusia 70-an tahun di Pohang hanyut terbawa arus banjir yang disebabkan oleh topan dan meninggal dunia, sementara seorang nenek berusia 80-an tahun di Kota Gyeongju tewas akibat aliran air deras yang masuk ke dalam rumahnya.
Hingga saat ini, dilaporkan sebanyak 13 warga dari 8 rumah tangga di Kota Seoul dan Ulsan belum bisa kembali ke rumah mereka yang rusak akibat topan.
Sebanyak 4.700 warga di wilayah Provinsi Gyeongsang Selatan dan Provinsi Jeolla Selatan pun masih dievakuasi sementara untuk mengantisipasi kemungkinan bahaya lebih lanjut.
Diketahui pula bahwa sekitar 8.300 rumah dan tiga ribu pertokoan di Pulau Jejudo dan Provinsi Gyeonggido masih terendam air atau mengalami kerusakan.
Sejumlah 14 kapal dilaporkan rusak terbawa angin kencang, serta terjadi kerusakan pada 426 fasilitas publik, seperti jalanan dan jembatan.
Luas lahan pertanian yang rusak juga terus bertambah, termasuk kerusakan pada hasil panen pertanian di lahan seluas lebih dari 5.131 hektar yang terendam banjir.
Selain itu, lebih dari 200 pemadaman listrik di Korea Selatan terjadi akibat topan kali ini, di mana sebanyak 89.000 rumah mengalami pemadaman listrik.
Dilaporkan pula bahwa terjadi 10 peristiwa tanah lonsor di Kota Ulsan, Provinsi Gangwondo dan Provinsi Gyeongsang Utara, serta sebanyak 47 jalanan dan jembatan di Ulsan dan Provinsi Gyeongsang Selatan rusak akibat banjir.
Pemerintah berencana akan mengalokasikan cadangan anggaran dana sebesar 50 miliar won untuk merehabilitasi wilayah-wilayah yang terdampak banjir, termasuk Kota Gyeongju dan Pohang.