Gelombang panas pada Agustus lalu telah mereda saat hujan lebat mengguyur Korea Selatan, namun permintaan dan konsumsi listrik mencatatkan kedua terbanyak di bulan Agustus.
Menurut Korea Power Exchange (KPX), permintaan listrik maksimum pada bulan Agustus mencapai 80.375 megawatt, meningkat 4 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.
Ini merupakan angka tertinggi kedua yang pernah teractat di bulan Agustus, setelah rekor tertinggi pada tahun 2018 saat gelombang panas ekstrem melanda Korea Selatan.
Lonjakan pemintaan listrik yang melampaui 80.000 megawat pada Agustus terjadi pertama kalinya sejak tahun 2018, dan termasuk bulan-bulan lainnya, permintaan serupa hanya pernah terjadi 4 kali, yaitu pada Juli tahun lalu dan Juli tahun ini, serta Agustus 2018 dan Agusus tahun ini.
Konsumsi listrik pada Juli tahun ini mencapai level tertinggi sebesar 82.000 megawatt lantaran suhu udara yang lebih panas dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Permintaan listrik maksimum pada Agustus lalu sedikit menurun dibandingkan Juli, namun penurunannya tidak signifikan akibat tingginya penggunaan mesin pendingin ruangan yang disebabkan oleh kelembaban tinggi setelah hujan lebat.
Namun demikian, dilaporkan rasio cadangan pasokan daya listrik masih stabil, tetap berada di atas kisaran 10 persen per bulan Agustus.