Sebuah analisis menunjukkan apabila Kawasan Industri Bersama Kaesong yang ditutup pada 2016 kembali dioperasikan, maka Korea Selatan akan mendapatkan keuntungan ekonomi lebih dari 22 triliun won dalam lima tahun.
Hal tersebut merupakan hasil analisis sebuah tim peneliti dari IBK dan Universitas Sogang yang dimuat dalam tesis berjudul "Kajian Pengaruh Pembukaan Kembali Kompleks Industri Kaesong dan Perkiraan Kebutuhan Dana".
Menurut tesis tersebut, jika kawasan industri Kaeseong dioperasikan kembali, maka keuntungan ekonomi yang akan dinikmati oleh Korea Selatan selama lima tahun dapat mencapai 22 triliun 265 miliar won dan Korea Utara akan mendapatkan manfaat ekonomi senilai 4 triliun 580 miliar won.
Menurutnya pula, Korea Utara akan mengalami pengaruh yang lebih besar dalam hal penciptaan lowongan kerja.
Disebutkan bahwa Korea Selatan akan menciptakan hingga 20.070 lapangan pekerjaan langsung dan pekerjaan tidak langsug hingga 95.000 pada tahun kelima.
Sementara akan tercipta hingga 137.000 pekerjaan langsung bagi Korea Utara dan 364.000 pekerjaan tidak langsung pada tahun kelima.
Para peneliti, termasuk Kepala Lembaga Ekonomi IBK Cho Bong-hyeon, mengungkapkan bahwa pembukaan kembali kawasan industri antar-Korea tersebut dapat menjadi simbol ekonomi perdamaian yang menguntungkan bagi Korea Selatan dan Korea Utara.
Ditambahkannya pula bahwa kedua Korea harus mengupayakan kebijakan untuk membuka kembali kawasan industri Kaesong sebagai solusi pemulihan ekonomi.
Pengoperasian kawasan industri Kaeseong ditangguhkan secara menyeluruh pada Februari 2016 sebagai langkah tanggapan atas uji coba nuklir keempat yang dilakukan Korea Utara.