Presiden Yoon Suk Yeol mengkritik Undang-Undang (UU) Anti-Stalking, mengatakan bahwa UU tersebut tidak cukup melindungi korban, sehingga menginstruksikan Kementerian Kehakiman untuk melengkapi celah dalam UU tersebut sehingga tindak kriminal stalking atau menguntit tidak terjadi dan dapat melindungi korban secara memadai. 

Presiden Yoon menyatakan hal tersebut dalam wawancara door stop hari Jumat (16/09) dalam perjalanannya ke kantor, dan menyebut insiden stalking dan pembunuhan di Stasiun Sindang, Seoul, sangat mengejutkan masyarakat.

Pada Rabu (14/09) malam, seorang laki-laki berusia 30-an tahun membunuh seorang rekan kerjanya di toilet umum Stasiun Sindang.

Laki-laki tersebut didakwa dengan tuduhan menguntit korban, namun kemudian membunuh korban sebelum sidang pertama sempat digelar. 

Sementara itu, Presiden Yoon juga menyebut mengenai Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB, mengatakan bahwa para pemimpin dan pejabat tinggi urusan luar negeri dari berbagai negara akan berpatisipasi di sidang Sidang Umum PBB pada pekan depan untuk membahas langkah yang komunitas global menghadapi krisis yang ada.

Sehubungan dengan agenda pertemuan puncak antara Korea Selatan dan Jepang serta Korea Selatan dan Amerika Serikat yang akan digelar di sela-sela Sidang Umum PBB, Presiden Yoon mengatakan bahwa berbagai isu global dan isu yang tertunda antara ketiga negara akan dibahas secara luas.