Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memperkirakan ekonomi Korea Selatan untuk tahun ini akan mengalami pertumbuhan 2,8 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB).
Dalam laporan tentang Ekonomi Korea Selatan 2022 yang dirilis OECD pada Senin (19/09), OECD menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan menjadi 2,8 persen, naik 0,1 persen dari proyeksi sebelumnya pada bulan Juni yakni 2,7 persen.
Proyeksi tersebut dinilai tidak biasa jika mempertimbangkan pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi akibat tingginya inflasi global belakangan ini.
Bank Sentral Korea (BOK) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan pada Mei menjadi 2,7 persen, sementara pemerintah Korea Selatan merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi pada bulan Juni, turun menjadi 2,6 persen.
Terlebih lagi, IMF sempat memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan pada bulan Juli menjadi 2,3 persen.
Namun demikian, OECD memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan untuk tahun 2023 sebanyak 0,3 persen dari proyeksi sebelumnya, menjadi 2,2 persen.
OECD memperkirakan selain pencapaian dalam keberhasilan mengatasi krisis akibat pandemi COVID-19, peningkatan konsumsi pribadi sebesar 3,7 persen seiring pelonggaran protokol kesehatan juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi Korea Selatan secara keseluruhan di tahun depan.
Akan tetapi, tingkat inflasi tahunan diproyeksi mencapai 5,2 persen, naik 0,4 persen poin dari proyeksi sebelumnya.
Selain itu, OECD menyebut kebijakan ekonomi Korea Selatan, seperti sistem keuangan Korea Selatan, telah berhasil menjadi kekuatan pemulihan di tengah merebaknya pandemi, namun mengatakan bahwa hutang rumah tangga dan harga perumahan yang meningkat pesat dapat menjadi faktor berbahaya.
OECD merilis laporan tinjauan setiap negara anggota sebanyak satu kali dalam dua tahun, dan laporan Korea Selatan ini merupakan laporan baru setelah laporan yang dirilis pada Agustus 2020.