Bank Pembangunan Asia (ADB) menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan untuk tahun depan menjadi 2,3 persen, sementara mempertahankan proyeksi pertumbuhan di tahun ini sama dengan proyeksi sebelumnya.
Berdasarkan laporan tentang "Proyeksi Revisi Ekonomi Asia 2022" yang dirilis ADB pada Rabu (21/09), perkiraan pertumbuhan Korea Selatan untuk 2023 direvisi turun 0,3 persen dari 2,6 persen pada perkiraan di bulan Juli, menjadi 2,3 persen.
Angka tersebut lebih rendah dari perkiraan pemerintah Korea Selatan sebesar 2,5 persen, namun lebih tinggi dari proyeksi Bank Sentral Korea sebesar 2,1 persen, serta 2,1 persen perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF), dan perkiraan OECD sebesar 2,2 persen.
Sementara itu, ADB memperkirakan pertumbuhan Korea Selatan di tahun ini akan mencapai 2,6 persen. Ini sama dengan angka perkiraan pertumbuhan yang dirilis pada Juli lalu.
ADB mengutarakan bahwa meskipun perekonomian Asia tampak pulih seiring dengan pelonggaran protokol kesehatan pencegahan COVID-19, namun masih terdapat faktor negatif di waktu yang bersamaan, seperti risiko terkait kebijakan pengetatan moneter yang kuat dari Amerika Serikat dan Uni Eropa, serta dampak perang Rusia di Ukraina.
Terlebih lagi, perlambatan ekonomi China yang semakin serius dari perkiraan semula disebut sebagai risiko dalam pemulihan ekonomi Asia.
Bank itu juga mempertahankan tingkat inflasi Korea Selatan untuk tahun ini, sama dengan perkiraan sebelumnya menjadi 4,5 persen, sementara angka perkiraan inflasi di tahun depan menjadi 3 persen.
Sementara, tingkat kenaikan harga barang di negara-negara berkembang direvisi naik 0,3 persen dari perkiraan sebelumnya menjadi 4,5 persen untuk tahun ini, dan naik 0,5 persen menjadi 4 persen untuk tahun depan.