Pada hari Senin (10/10) waktu setempat, pemerintah Amerika Serikat (AS) mengecam provokasi peluncuran rudal balistik Korea Utara yang dilakukan secara beruntun, namun mengatakan pihaknya tetap berupaya melakukan pendekatan diplomasi terhadap Korea Utara.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS menyampaikan hal tersebut untuk menanggapi pernyataan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang menolak untuk berdialog.
Dikatakannya, AS mengecam peluncuran rudal balistik yang dilakukan pada 9 Oktober lalu, sebagaimana peluncuran tersebut melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menimbulkan ancaman bagi dunia internasional, termasuk negara-negara tetangga Korea Utara.
Ditambahkan pula bahwa AS mengecam peluncuran rudal yang mengganggu stabilitas dunia internasional tersebut.
Korea Utara meluncurkan rudal balistik jarak pendek (SRBM) dari Munchon, Provinsi Gangwondo, ke arah Laut Timur pada 9 Oktober, menjelang 77 tahun peringatan pendirian Partai Buruh Korea Utara.
Sebelumnya, Korea Utara telah meluncuran rudal balistik sebanyak tujuh kali, termasuk rudal balistik jarak menengah yang diperkirakan merupakan Hwasong-12 ke arah Samudra Pasifik dan melintasi wilayah udara Jepang.
Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) melaporkan pada Senin (10/10) bahwa Kim Jong-un menekankan peningkatan kemampuan senjata nuklir saat memantau latihan militer pasukan Korea Utara mulai tanggal 25 September hingga 9 Oktober lalu, dan mengatakan bahwa tidak diperlukan dialog dengan musuh.
Kementerian AS menjelaskan bahwa pihaknya membantah klaim Korea Utara bahwa langkah pertahanan AS dalam menghadapi ancaman Korea Utara malah membenarkan tindakan ilegal Korea Utara yang meningkatkan ketegangan.
Ditambahkan pula, AS terus mengupayakan pendekatan diplomatik dengan Korea Utara dan mendesak Korea Utara berdialog, serta menekankan bahwa komitmen AS untuk melindungi Korea Selatan dan Jepang tetap kuat.