Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memberikan peringatan terkait ancaman nuklir Korea Utara, mengatakan bahwa Korea Utara tidak akan mendapatkan apapun dengan menggunakan senjata nuklir.

Dalam sebuah wawancara door stop pada Selasa (11/10), Presiden Yoon mengatakan bahwa Korea Utara menimbulkan ancaman bagi seluruh dunia dengan terus mengembangkan program nuklirnya.

Ditambahkan pula, ancaman nuklir Korea Utara semakin serius, namun pihaknya akan menanggapi hal tersebut melalui kerja sama keamanan dengan Amerika Serikat (AS) dan Jepang serta persekutuan Korea Selatan dan AS.

Sehubungan dengan kerja sama keamanan antara Korea Selatan, AS dan Jepang, serta inisiatif berani yang sebelumnya ditawarkannya, Presiden Yoon menjawab bahwa dia berpikir hal-hal tersebut masih bermanfaaat untuk mewujudkan denuklirisasi Korea Utara.

Terkait keprihatinan masyarakat terhadap peningkatan kerja sama militer antara Korea Selatan dan Jepang, Presiden Yoon mengatakan bahwa tidak ada kekhawatiran apapun yang dapat dibenarkan saat menghadapi ancaman nuklir.

Ditanya mengenai penarikan penempatan nuklir taktis dalam upaya denuklirisasi Korea Utara untuk denuklirisasi Semenanjung Korea yang telah dimulai sejak awal tahun 1990, Presiden Yoon mengatakan bahwa dia tidak dapat mengeluarkan pernyataan pribadi terkait penempatan kembali nuklir taktis Korea Utara. 

Ketika berkampanye dalam pemilihan umum presiden pada Februari lalu, Presiden Yoon menyatakan sikap negatif terhadap penempatan kembali nuklir taktis di Semenanjung Korea, mengatakan bahwa Korea Selatan mengakui kepemilikan nuklir Korea Utara, sehingga upaya yang harus dilakukan adalah 'pelucutan nulir', bukan denuklirisasi.