Sehubungan dengan pengumuman Korea Utara mengenai latihan militer pasukan operasi nuklir taktis pada Senin (10/10), otoritas militer Korea Selatan menyatakan pihaknya telah mengetahui sebagian besar cakupan latihan tersebut, dan pihaknya mampu mendeteksi ataupun mencegat nuklir taktis Korea Utara dengan menggunakan Sistem Pertahanan Udara dan Rudal Korea (KAMD).
Seorang pejabat di Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan mengatakan pada Selasa (11/10) bahwa peluncuran rudal balistik berbasis kapal selam (SLBM) yang diluncurkan dari sebuah waduk di Korea Utara bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan pertahanan rudal Korea Selatan, Kill Chain.
Menurutnya, SLBM hanya efektif berfungsi sebagai senjata ketika diluncurkan dari kapal selam.
Sehubungan dengan latihan militer skala besar Korea Utara yang mengerahkan 150 unit pesawat tempur pada tanggal 8 Oktober lalu, pejabat itu menjelaskan bahwa militer Korea Selatan telah mengetahui perihal latihan militer Korea Utara, dan telah mengambil langkah militer yang dibutuhkan.
Wakil Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan Moon Hong-shik mengatakan bahwa senjata Korea Utara yang dipublikasikan kali ini dapat dideteksi dan dicegat dengan KAMD.
Ditambahkan pula, kemampuan pengintaian dan pendeteksian Korea Selatan diniilai cukup tinggi, dan pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan kemampuan pemantauan di seluruh wilayah Korea Utara dengan menggunakan perangkat yang lebih canggih, termasuk satelit pengintai militer, drone nirawak, dan lainnya.