Nilai tukar mata uang Yen Jepang turun ke titik terendah dalam 32 tahun, sementara neraca perdagangan Jepang mencatatkan defisit teburuk.
Nilai tukar Yuan China juga mengalami penurunan drastis, sehingga banyak pihak yang mengkhwatirkan potensi terjadinya kembali krisis keuangan Asia seperti pada tahun 1997.
Di pasar valuta asing pada Kamis (20/10) lalu, nilai tukar Yen Jepang terhadap dolar AS melamapui 150 yen per dolar.
Lonjakan nikai tukar itu merupakan kali pertama sejak bulan Agustus tahun 1990.
Akibat melemahnya yen Jepang, pemerintah Jepang untuk pertama kalinya dalam 24 tahun melakukan intervensi di pasar valuta asing dengan menjual dolar AS dan melakukan aksi beli yen.
Namun, melemahnya yen Jepang belum membaik, dan akhirnya melampaui 150 yen per dolar.
Neraca perdagangan Jepang pada semester pertama tahun ini juga mengalami defisit terbesar senilai 105 triliun won akibat melemahnya nilai tukar yen.
Defisit itu telah berlangsung selama 14 bulan berturut-turut sejak bulan Juli tahun lalu.
Nilai yuan China juga turun ke titik terendah dalam 14 tahun sejak Januari 2008 lalu.
Nilai yuan terhadap dolar AS pada 19 Oktober melemah 0,42 persen, ditutup di 7,2279 yuan per dolar.
Akibat melemahnya Yen Jepang dan Yuan China, dua ekonomi terbesar Asia, di tengah kondisi menguatnya dolar AS, muncul kekhwatiran akan terjadinya kembali krisis keuangan Asia 1997.