Dana Moneter Internasional (IMF) merekomendasikan Korea Selatan untuk mengambil kebijakan fiskal dengan mempertimbangkan jumlah utang negara yang meningkat drastis, meskipun dikatakannya bahwa kondisi dasar ekonomi Korea Selatan masih tetap kuat. 

Direktur Eksekutif IMF untuk Asia Pasifik Krishna Srinivasan, yang mengunjungi Bank Sentral Korea Selatan (BOK), mengatakan bahwa Korea Selatan diperkirakan mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar 4 persen dibandingkan Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun ini.

Ditambahkan pula, dasar ekonomi Korea Selatan masih kuat, dengan 40 persen aset eksternal bersih dibandingkan PDB dan 25 persen cadangan devisa.

Namun, Korea Selatan harus mencermati peningkatan utang negara sebesar 55 persen dari PDB, sehingga pihaknya harus menetapkan target kebijakan fiskal jangka menengah untuk menjaga kepercayaan terhadap ekonomi Korea Selatan. 

Menurutnya, prediksi pertumbuhan dapat menurun akibat kenaikan suku bunga acuan dan pengetatan kebijakan, namun yang terpenting adalah menghadapi inflasi.  

Sehubungan dengan prediksi harga konsumen di Korea Selatan, dia mengatakan bahwa rasio kenaikan harga konsumen cenderung menurun, dan akan kembali ke titik target menjelang tahun 2024 setelah mencapai puncaknya pada tahun ini.