Presiden Yoon Suk Yeol membahas strategi revitalisasi ekonomi dalam rapat ekonomi darurat yang dipimpinnya hari Kamis (27/10) ini.
Presiden Yoon mengungkapkan bahwa pengelolaan harga barang menjadi prioritas kebijakan ekonomi.
Dia melanjutkan bahwa kegiatan ekonomi rumah tangga dan perusahaan menyusut akibat suku bunga yang tinggi, sehingga pemerintah harus mendorong kegiatan ekonomi, walau pihaknya seharusnya hanya mengelola aktivitas pasar yang mandiri.
Pemerintah memutuskan melakukan investasi senilai 1 triliun won untuk mempertahankan selisih daya saing yang sangat besar di industri semikonduktor.
Selain itu, pemerintah akan menyediakan langkah-langkah untuk menumbuhkan industri baterai sekunder sebagai industri semikonduktor kedua dan menstabilkan rantai pasokan mineral inti.
Memanfaatkan kesempatan arus kas ke wilayah Timur Tengah akibat naiknya harga minyak internasional, pemerintah akan berupaya mengamankan pesanan konstruksi di wilayah tersebut.
Pemerintah Korea Selatan telah menetapkan target untuk menjadi salah satu dari 4 negara terkuat di dunia dalam bidang konstruksi, dengan target penghasilan sebesar 50 miliar dolar AS per tahun.
Pemerintah juga memilih pembangkit listrik tenaga nuklir dan industri pertahanan sebagai industri ekspor utama dan akan membina strategi tingkat pemerintah secara terperinci.
Sejalan dengan itu, pemerintah akan berupaya meningkatkan sumber daya manusia di bidang industri masa depan, seperti digital, kecerdasan buatan, bio, luar angkasa, dan sebagainya.
Presiden Yoon juga menegaskan pemerintah akan mendukung sektor swasta untuk meyukseskan rencana tersebut.