Duta Besar (dubes) Korea Selatan untuk Amerika Serikat (AS) Cho Tae-yong mengatakan bahwa Korea Selatan dan AS tetap mempertahankan hubungan kerja sama yang erat agar dapat mengambil langkah tegas untuk mencegah dan menghadapi provokasi Korea Utara.
Dalam pertemuan dengan para wartawan asing di Washington D.C, AS, pada hari Kamis (27/10) waktu setempat, Dubes Cho mengatakan bahwa Korea Utara meningkatkan level ancaman melalui peluncuran rudal dan latihan penembakan, dan menyalahkan peningkatan ketegangan di Semenanjung Korea kepada Korea Selatan dan AS.
Ditambahkan pula bahwa masih terdapat kemungkinan Korea Utara akan melakukan uji coba nuklir, meluncurkan rudal balistik antar-benua, maupun provokasi tradisional lainnya.
Akibat peningkatan level provokasi Korea Utara tersebut, pihak partai berkuasa di Korea Selatan menyerukan penempatan kembali senjata nuklir taktis atau aset strategis AS di Semenanjung Korea, namun AS menanggapi negatif seruan tersebut.
Otoritas Korea Selatan dan AS berfokus pada pengetatan kemampuan pencegahan yang telah disepakati keduanya dan tidak membahas usulan penempatan aset strategis tersebut.
Dubes Cho menjelaskan bahwa telah dilakukan berbagai saluran pembahasan, termasuk pertemuan Kepala Staf Gabungan antara Korea Selatan, AS dan Jepang, pembahasan antara Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan, AS dan Jepang, serta pertemuan konsultasi keamanan antara Korea Selatan dan AS (SCM).
Ditambahkan pula, Kedutaan Besar Korea Selatan di AS juga terus berkomunikasi erat dengan Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Kementerian Luar Negeri AS, Kementerian Pertahanan, dan lainnya.
Sehubungan dengan Undang-Undang Pengurangan Inflasi yang memuat pengecualian subsidi pajak dari pemerintah AS untuk mobil listrik buatan luar negeri termasuk Korea Selatan, Dubes Cho menjelaskan bahwa rancangan revisi undang-undang telah diserahkan pada akhir bulan lalu dan pembahasan tingkat pemerintah terus dilaksanakan.