Neraca perdangagan Korea Selatan pada Oktober mengalami defisit 6,7 miliar dolar Amerika, terus mencatatkan defisit selama 7 bulan berturut-turut.
Kementerian Perindustrian, Perdagangan, dan Sumber Daya mengatakan bahwa ekspor di Oktober berkurang 5,7 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, tercatat sebesar 52,48 miliar dolar Amerika, sedangkan impor mengalami kenaikan 9,9 persen dalam periode yang sama, tercatat sebanyak 59,18 miliar dolar Amerika.
Nilai defisit ini merupakan yang terbesar kedua dalam sejarah perdagangan Korea Selatan setelah defisit pada Agustus lalu sebesar 9,39 miliar dolar Amerika.
Khususnya, ekspor yang terus mencatatkan peningkatan selama 23 bulan berturut-turut kini menunjukkan tren penurunan.
Kementerian mengatakan bahwa ekspor Korea Selatan menurun akibat kondisi ekonomi di negara tujuan ekspor terbesar Korea Selatan, yaitu China, mengalami kemerosotan, serta harga semikonduktor yang merupakan produk ekspor terbesar Korea Selatan juga mengalami penurunan, selain faktor lainnya.
Akibat kemerosotan ekonomi global, ekspor semikonduktor dan produk petrokimia Korea Selatan masing-masing mengalami penurunan 17,4 persen dan 25,5 persen secara berurutan.
Sebaliknya, impor energi terus meningkat, dengan impor minyak mentah, gas, dan batu-bara pada Oktober mengalami peningkatan 4,6 miliar dolar Amerika dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.