Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan melaporkan bahwa Korea Utara kembali meluncurkan rudal balistik yang belum teridentifikasi ke arah Laut Timur pada Rabu (02/11) sekitar pukul 08.55 waktu Korea.
Ditambahkan bahwa otoritas intelijen Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) sedang menganalisis rincian peluncuran, seperti lokasi peluncuran, jenis proyektil dan jarak jangkauannya.
Bersama penembakan rudal oleh Korea Utara terkini tersebut, pihak militer Korea Selatan mengeluarkan peringatan serangan udara di wilayah sekitar Pulau Ulleungdo.
Seorang pejabat militer Korea Selatan melanjutkan bahwa rudal ditembakan ke arah Pulau Ulleungdo dan jatuh di perairan laut lepas sebelum mencapai Pulau Ulleungdo.
Militer Korea Selatan mengatakan di tengah meningkatnya pengawasan terhadap Korea Utara, militer Korea Selatan dan AS juga tetap menjaga kesiapan penuh di bawah kerja sama yang erat.
Sebelumnya, Pak Jong-chon, Sekretaris Komite Sentral Partai Buruh, partai berkuasa di Korea Utara, mengeluarkan peringatan dalam sebuah pernyataan pada Rabu (02/11) pagi, mengatakan bahwa Korea Selatan dan AS akan membayar harga yang paling mengerikan dalam sejarah jika sekutu itu mencoba mengggunakan kekuatan bersenjata.
Pak menyebut latihan udara gabungan Vigilant Storm antara Seoul dan Washington, yang tengah berlangsung selama tiga hari, sebagai latihan militer yang agresif dan provokatif terhadap Pyongyang.
Khususnya, dia memperingatkan bahwa jika AS dan Korea Selatan mencoba menggunakan kekuatan militer melawan Korea Utara, maka "tindakan khusus" angkatan bersenjata Korea Utara akan segera dijalankan tanpa penundaan, sehingga kedua sekutu akan menghadapi situasi yang mengerikan.
Pak dinilai merupakan sosok inti di militer Korea Utara, sebagaimana posisinya tepat berada di bawah Pemimpin Kim Jong-un di Komite Sentral Partai Buruh, yang merupakan badan pembuat kebijakan tertinggi Tentara Rakyat Korea Utara.