Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan mengumumkan bahwa Korea Utara kembali meluncurkan sebuah rudal balistik yang dilaporkan melakukan pemisahan dalam proses penerbangannya, kemudian pihak JCS mengonfirmasi bahwa rudal tersebut adalah rudal balistik jarak jauh yang diluncurkan ke arah Laut Timur pada Kamis (03/11) sekitar pukul 07.44 waktu Korea.
Rudal tersebut tebang sejauh 760 km di ketinggian 1.920 km dengan kecepatan 15 Mach.
Dilaporkan bahwa Korea Utara kembali meluncurkan dua rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Timur pada sekitar pukul 08.39.
Disampaikan juga bahwa rudal tersebut tidak terbang melintasi kepulauan Jepang.
Namun, beberapa media Jepang melaporkan bahwa rudal itu terbang di melintasi wilayah udara Jepang dan peringatan evakuasi dikeluarkan di Prefektur Miyagi dan daerah lainnya.
Kementerian Pertahanan Jepang melaporkan bahwa rudal balistik yang diluncurkan oleh Korea Utara telah jatuh di Samudra Pasifik.
Militer Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) sedang menganalisis rincian peluncuran, seperti lokasi peluncuran, jenis proyektil, dan jarak jangkauannya.
Pada Rabu (02/11) kemarin, Korea Utara meluncurkan rudal balistik jarak pendek yang untuk pertama kalinya mendarat di bagian selatan Garis Batas Utara (NLL) antar-Korea, serta menembakkan 20 rudal dalam empat kali kesempatan di hari yang sama.
Pada sore hari tersebut, Korea Utara juga menembakkan artileri ke sekitar zona penyangga maritim utara NLL di Laut Timur dari Kabupaten Goseong, Provinsi Gangwondo, Korea Utara.
Otoritas militer Korea Selatan mendefinisikan peluncuran rudal tersebut sebagai pelanggaran terhadap Kesepakatan Militer antar-Korea tanggal 19 September.
Militer Korea Selatan menyatakan pihaknya terus mempertahankan kesiapan dengan bekerja sama bersama Amerika Serikat, selain memperketat pengawasan dan kewsapadaan terhadap Korea Utara.