Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) pada hari Senin (01/11) memberitakan bahwa Staf Umum Tentara Rakyat Korea Utara (KPA) telah melakukan operasi militer selama empat hari sejak 2 November sebagai tanggapan atas latihan udara gabungan Vigilant Storm yang digelar oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS).
KPA memberikan laporan rinci tentang serangkaian operasi yang dilakukan pada antara 2 dan 5 November, termasuk penembakan dua rudal jelajah strategis dari lokasi yang terletak hanya sekitar 80 kilometer dari depan Kota Ulsan, Korea Selatan.
KCNA juga mempublikasikan foto-foto peluncuran rudal balistik antar-benua (ICBM) Hwasong-15, bukan Hwasong-17 yang sebelumnya diperkirakan oleh militer Korea Selatan.
Namun demikian, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) membantah klaim tersebut, mengatakan bahwa tidak semua laporan Korea Utara tersebut benar dan Korea Selatan tidak mendeteksi adanya rudal jelajah yang ditembakan Korea Utara ke lepas pantai Ulsan.
JCS juga mengungkapkan bahwa meskipun Korea Utara tidak melaporkan adanya anomali dalam peluncuran ICBM pada 3 November lalu, namun JCS mengevaluasi terdapat ketidaknormalan dalam penerbangan rudal tersebut.