Tokoh-tokoh politik dan ekonomi dari Korea Selatan dan Indonesia bertemu di Bali, Indonesia, dan membahas langkah partisipasi Korea Selatan dalam proyek ibu kota baru Indoensia.
Asosiasi Pengusaha Korea Selatan mengadakan konferensi meja bundar antara para pebisnis Korea Selatan dan Indonesia bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia pada hari Senin (14/11) kemarin.
Konferensi Meja Bundar Bisnis yang diselenggarakan dalam rangka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dan KTT B20 menghadirkan Wakil Perdana Menteri Urusan Perekonomian Korea Selatan Chu Kyung-ho, Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin, Menteri Perindustrian, Perdagangan, dan Sumber Daya Lee Chang-yang, Menteri Pertanahan dan Transportasi Won Hee-ryong, Menteri Lingkungan Hidup Han Wha-jin, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono, Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia, dan sejumlah pebisnis dari kedua negara.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak juga mengadopsi sepuluh Nota Kesepahaman (MOU) yang meliputi revisi MOU kerja sama ekonomi antara Korea Selatan dan Indonesia, Inisiatif Transisi Hijau, kerja sama untuk pertambangan mineral inti, kerja sama pembangunan infrastruktur, dan lainnya.
MOU tersebut diadopsi sebagai langkah lanjutan dari Strategi Indo Pasifik yang disampaikan oleh Presiden Yoon Suk Yeol dalam KTT antara Korea Selatan dan ASEAN.
Berdasarkan kerja sama ini, diharapkan perusahaan-perusahaan Korea Selatan akan memimpin proyek pembangunan infrastruktur utama dalam pembangunan ibu kota baru Indonesia di Kalimatan Timur.
Kementerian Perindustrian, Perdagangan dan Sumber Daya Korea Selatan menyatakan bahwa Konferensi Meja Bundar Bisnis kali ini bermakna penting, sebagaimana merupakan acara pertama antara para pebisnis Korea Selatan dan ASEAN.
Sementara itu, KTT B20 di Bali pada tahun ini digelar secara tatap muka untuk pertama kalinya dalam 3 tahun, serta dihadiri oleh para tokoh pebisnis terkemuka dunia.
Ketua Asosiasi Pengusaha Korea Selatan Huh Chang-soo mengatakan bahwa kerja sama ekonomi antara Korea Selatan dan Indonesia semakin berkembang, mulai dari pengembangan sumber daya alam dan industri manufaktur hingga industri canggih, meliputi baterai, mobil listrik, kota pintar, dan lainnya.
Ditambahkan pula bahwa melalui kerja sama ini, keduanya dapat menjadi teladan kemitraan pasca COVID-19 kepada seluruh dunia.