Rasio Ekspektasi Inflasi, yang merupakan prediksi kenaikan harga konsumen satu tahun ke depan, kembali mengalami penurunan setelah satu bulan terakhir.
Menurut hasil survei Bank Sentral Korea (BOK) pada Selasa (22/11), Rasio Ekspektasi Inflasi mengalami penurunan 0,1 persen dibandingkan bulan lalu, tercatat sebesar 4,2 persen.
Rasio tersebut juga mengalami penurunan di bulan Agustus dan September sebesar masing-masing 4,3 persen dan 4,2 persen secara berurutan, setelah sempat mencapai titik tertinggi pada bulan Juli lalu dengan catatan sebesar 4,7 persen, dan kembali naik 0,1 persen pada bulan Oktober.
Persepsi inflasi, yang menunjukkan kenaikan harga konsumen yang dirasakan secara langsung selama setahun, juga turun sebesar 0,1 persen menjadi 4,2 persen.
BOK menjelaskan bahwa harga konsumen untuk tarif utilitas umum, makan di luar, produk olahan, dan lainnya terus mengalami peningkatan, namun harga minyak bumi dan sayur-sayuran stabil.
Ditambahkan pula, kenaikan harga saham dan menguatnya nilai tukar mata uang won terhadap dolar AS akhir-akhir ini berpengaruh secara psikologis pada hasil survei kali ini.
Namun, sentimen konsumen pada bulan November tercatat di 86,5, turun 2,3 persen dibandingkan bulan sebelumnya akibat melemahnya ekspor dan stagnasi kondisi ekonomi, selain kenaikan harga konsumen.
Sementara itu, seiring tren kenaikan suku bunga acuan yang terus berlanjut, prospek tingkat suku bunga naik 1 poin dibandingkan bulan lalu, mencapai 151 poin. Selain itu, prospek harga rumah turun 3 poin menjadi 61 poin akibat merosotnya sentimen penjualan.
Prospek peluang kerja baik, namun akibat meningkatnya ketidakpastian ekonomi, angka tersebut turun 4 poin dibandingkan bulan lalu.