Insitutusi Pengembangan Nasional Korea (KDI) mengevaluasi ekonomi Korea Selatan belakangan ini menunjukkan laju pertumbuhan yang kian melemah akibut ekspor yang lesu, sehingga kemungkinan perlambatan ekonomi semakin meningkat.
Berdasarkan laporan tren ekonomi untuk Desember yang dirilis KDI pada Rabu (07/12), pertumbuhan produksi yang tinggi di industri jasa akan berlanjut, namun di tengah merosotnya ekspor akibat kelesuan ekonomi global, kemungkinan perlambatan ekonomi di masa depan kian meningkat seiring berlanjutnya kenaikan suku bunga yang memperburuk indeks sentimen bisinis dan konsumen.
Berdasarkan indeks utama pada Oktober, produksi industri jasa, seperti penginapan dan keuangan, mengindikasikan tren peningkatan, dengan kenaikan 5 persen dibandingkan setahun sebelumnya.
Sedangkan produksi industri pertambangan turun 1,1 persen, sehingga produksi industri secara keseluruhan membukukan peningkatan 2,8 persen, lebih rendah 3,2 persen daripada yang tercatat pada sebulan lalu.
Di sisi lain, jumlah ekspor Korea Selatan semakin turun di tengah lesunya pertumbuhan ekonomi global, dengan nilai ekspor bulan Oktober tercatat -14 persen dibandingkan sebulan sebelumnya.
Namun, jumlah impor di periode tersebut meningkat 2,7 persen, menyebabkan defisit perdagangan di bulan November mencapai lebih dari tujuh miliar dolar AS.