Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa harga perumahan di Korea Selatan dapat mengalami penurunan drastis akibat penyesuaian harga rumah, kenaikan suku bunga acuan, dan faktor lainnya. 

IMF memperkirakan penurunan harga properti di Korea Selatan tersebut dalam laporan terkait kemampuan pembelian dan stabilitas pasar perumahan di wilayah Asia-Pasifik yang dirilis pada hari Kamis (15/12) lalu. 

Menurut IMF, ketidakseimbangan antara harga rumah di masa lalu dan saat ini, perubahaan suku bunga jangka pendek, selisih antara potensi pertumbuhan dan pertumbuhan rill, kredit rumah tangga, dan lainnya menjadi dasar perkiraan tersebut. 

Selain itu, terdapat analisis mengenai kenaikan harga perumahan di wilayah Asia-Pasifik yang diakibatkan oleh peningkatan permintaan perumahan, setelah terjadinya peningkatan kerja di rumah semasa pandemi COVID-19, suku bunga yang rendah untuk agunan rumah, dukungan dana pemerintah, dan lain sebagainya. 

Dalam laporan tersebut, kenaikan harga perumahan di Korea Selatan mulai kuartal keempat tahun 2019 hingga kuartal keempat tahun lalu mencapai 18 persen, berada di urutan ketiga setelah Selandia Baru dan Australia.  

IMF memprediksikan harga perumahan pada kuartal keempat tahun ini turun sebesar 10 persen dibandingkan kuartal keempat tahun 2019. 

Ditambahkan pula, kecenderungan kenaikan suku bunga di kisaran 3 persen dapat mendorong penurunan harga perumahaan selama dua tahun ke depan sebesar 5 persen. 

Sementara itu, kondisi keuangan di negara-negara maju dan negara berkembang di wilayah Asia Pasifik relatif sehat, sehingga diperkirakan fleksibilitas tetap dipertahankan apabila dilakukan pengawasan seksama untuk mendeteksi dini risiko berbahaya.