Hyundai Motor Company menunjukkan kemungkinan mempertimbangkan kembali investasi di Amerika Serikat (AS) sehubungan dengan pemberlakuan Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) yang mengecualikan subsidi pajak bagi mobil listrik yang dirakit di luar Amerikat Utara, termasuk dari Korea Selatan.
Robert Hood, Wakil Presiden Urusan Pemerintah Hyundai mengatakan apabila pemberlakuan IRA mengakibatkan kerugian besar, maka pihak Hyundai akan mempertimbangkan kembali investasi di AS.
Dalam seminar virtual yang diselenggarakan oleh Woodrow Wilson Center, dia mengatakan bahwa hal tersebut adalah pertimbangan yang masih terus dipantau, ketika ditanya apakah IRA dapat mendorong penarikan atau pengurangan investasi pembangunan pabrik di Georgia, AS.
Mobil listrik Hyundai menguasai pangsa pasar kedua terbanyak di AS, namun penerapan IRA akan menurunkan pangsa pasar Hyundai di AS sebagaimana subsidi pajak hanya diberikan bagi mobil listrik buatan AS.
Apabila kondisi tersebut terus berlangsung, maka target perekrutan tenaga kerja dan produksi di AS sulit dicapai, sehingga dia mendesak langkah-langkah persaingan yang lebih adil, seperti penundaan penerapan subsidi sampai pabrik Hyundai di Georgia dapat dioperasikan.
Pemerintah Korea Selatan kini berupaya meyakinkan parlemen AS untuk merevisi IRA, sembari berupaya memasukkan klausul ketidaksetaraan dalam sub-aturan yang sedang disiapkan oleh Departemen Keuangan AS.