Direktur Jenderal (dirjen) IAEA Rafael Grossi mengatakan bahwa IAEA siap menjalankan peran yang lebih besar dalam memecahkan masalah nuklir Korea Utara.
Dalam wawancara dengan para wartawan pada Jumat (16/12), Dirjen Grossi yang sedang mengunjungi Korea Selatan mengatakan bahwa dialog harus digelar untuk menyelesaikan masalah.
Grossi telah bertemu dengan Presiden Yoon Suk Yeol, Menteri Luar Negeri Park Jin, Menteri Sains, Teknologi, Informasi dan Telekomunikasi Lee Jong-ho, dan pejabat Korea Selatan lainnya untuk membahas kemungkinan uji coba nuklir ketujuh Korea Utara, serta mendengarkan pendapat Korea Selatan mengenai rencana Jepang membuang air terkontaminasi zat radioaktif dari PLTN Fukushima ke laut.
Grossi menyampaikan bahwa Korea Utara melakukan upaya sangat intensif untuk pengayaan dan pemisahan bahan nuklir.
Ditambahkan pula, aktivitas di fasilitas nuklir Yongbyon terus berlangsung. Reaktor nuklir Yongbyon beroperasi setiap 3 - 4 tahun, dan pengoperasiannya dapat selesai pada tahun 2023 atau 2024.
Terkait lokasi uji coba nuklir Punggyeri, dia menjelaskan bahwa terowongan nomor 3 tampak telah dipulihkan, khususnya di wilayah sekitar pintu masuk atau jalan sekitarnya.
Dirjen Grossi mengatakan bahwa pihaknya mengupayakan informasi yang lebih akurat dari para pakar, dan siap mengutus personel atau rombongan inspeksi nuklir IAEA ke Korea Utara.
Selain itu, dia mengatakan bahwa IAEA dengan serius menanggapi kekhwatiran Korea Selatan terkait rencana pembuangan air terkontaminasi zat radioaktif dari PLTN Fukushima.
Menurutnya, proses masih berjalan, dan pihaknya akan memastikan pembuangan air dilakukan sesuai dengan standar keamanan internasinoal.