Korea Utara mengklaim rudal yang baru-baru ini diluncurkan bertujuan untuk pengembangan satelit pengintai militer.
Setelah Korea Selatan merilis analisis mengenai peluncuran rudal Korea Utara, Wakil Direktur Departemen Propaganda dan Agitasi Partai Buruh Korea Utara Kim Yo-jong menyuarakan keberatan atas analisis tersebut dan membuat pernyataan kasar bersama dengan ancaman mengenai kesempurnaan rudal balistik antar-benua (ICBM) negaranya.
Pada Selasa (20/12), Kim mengkritik hasil analisis para pakar Korea Selatan mengenai uji coba satelit pengintai militer Korea Utara yang menyebut teknologi satelit tersebut kurang memadai dan tampak merupakan uji coba untuk mengelabui Korea Selatan.
Dikatakannya bahwa para pakar Korea Selatan hanya merendahkan pihak lain, sembari mengutip citra satelit yang dipublikasikan di surat kabar harian Rodong Shinmun yang merupakan hasil dari peralatan yang diuji coba bersama peluncuran rudal tersebut, Kim mengatakan bahwa analisis para pakar korea Selatan mengenai teknologi satelit Korea Utara dilakukan secara sembrono.
Kim juga memprotes analisis Korea Selatan yang menyebut bahwa Korea Utara melakukan uji coba peluncuran roket jarak jauh dengan menyamarkannya sebagai peluncuran satelit dan menyebut rudal yang diluncurkan adalah rudal balistik antara-benua (ICBM).
Dia membantah analisis Korea Selatan yang mengatakan bahwa ICBM Korea Utara belum memiliki teknologi masuk kembali ke atmosfer, menambahkan bahwa teknologi ICBM Korea Utara dapat dibuktikan melalui peluncuran dari sudut normal.
Selain itu, dia juga mengkritik Kementerian Unifikasi Korea Selatan yang disebutnya hanya memiliki ilusi tidak rasional dengan menawarkan 'inisiatif berani' bagi Korea Utara sebagai balasan untuk upaya denuklirisasi.
Kementerian Unifikasi mengatakan tidak layak untuk menaggapi komentar Korea Utara tersebut, dan pihaknya akan terus melanjutkan usulan 'inisiatif berani'.