Tingkat fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) tahun ini, menempati peringkat ke-19 di antara pasar-pasar saham utama di 20 negara ekonomi terbesar dunia, G20.
Menurut Bursa Efek Korea Selatan, membandingkan angka penutupan perdagangan hari pertama tahun ini dan angka penutupan perdagangan pada 20 Desember, KOSPI mencatatkan penurunan 21,93 persen.
KOSPI dibuka di level 2.988,77 pada perdagangan hari pertama tanggal 3 Januari, dan ditutup di 2.333,29 pada akhir perdagangan tanggal 20 Desember.
Di antara negara-negara G20, Rusia menjadi satu-satunya negara dengan penurunan yang lebih besar dibandingkan Korea Selatan, yaitu penurunan sebesar 40,40 persen.
Indeks pasar saham utama di 14 dari 20 negara, termasuk Korea Selatan dan Rusia, turun dibandingkan pada awal tahun, tetapi sebagian besar tidak melebihi 20 persen.
Alasan lesunya KOSPI tahun ini adalah buruknya kinerja industri semikonduktor yang mencakup porsi terbesar dalam pasar saham Korea Selatan.
Pada tanggal 20 Desember, kapitalisasi pasar perusahaan-perusahaan utama, termasuk Samsung Electronics dan SK Hynix, di pasar saham masing-masing sebesar 349,83 triliun won dan 57 triliun won secara berurutan, dengan besaran kapitalisasi pasar kedua perusahaan tersebut mencakup lebih dari 20 persen.
Di pasar semikonduktor, terdapat penurunan harga yang besar pada kuartal ketiga dan keempat akibat penurunan permintaan komputer dan kebijakan penghematan di negara-negara ekonomi besar di tengah kondisi ekonomi yang merosot.
Unsur lain yang mendorong pelemahan KOSPI adalah kondisi ekonomi China yang belum dipulih akibat pandemi COVID-19 sehingga mempengaruhi ekspor Korea Selatan, serta keluarnya modal investor asing akibat melemahnya won.
Pasar saham Korea Selatan tahun depan diperkirakan akan mengalami kelesuan meskipun China telah beralih ke kebijakan pelonggaran pencegahan penyakit dan industri semikonduktor akan menyesuaikan inventaris telepon pintar dan PC, namun dibutuhkan waktu untuk industri semikonduktor mengalami pemulihan nyata.