Pemerintah Korea Selatan sedang mempertimbangkan penguatan langkah pencegahan penularan penyakit atas para pendatang dari China yang masuk ke Korea Selatan, seiring meningkatnya jumlah kasus COVID-19 di China.
Tercatat sebanyak 1.700 kasus COVID-19 yang berasal dari luar negeri, dengan 14,2 persen berasal dari China. Dibandingkan sebulan lalu, jumlah kasus dari China meningkat 1,1 persen.
Sejak peningkatan penularan mutasi virus corona di dalam negeri, pemerintah Korea Selatan memperketat pengawasan gejala demam di antara para pendatang dari China.
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea (KDCA) mengatakan standar temperatur tubuh untuk gejala demam telah diperketat terhadap pendatang dari China, yaitu diturunkan dari 37,5 derajat menjadi 37,3 derajat, dan dilakukan analisis genetik pada semua kasus terkonfirmasi dari China.
Menurut laporan media asing yang mengutip dokumen dari Komisi Kesehatan Nasional China yang bocor di internet baru-baru ini, sejumlah 7,5 persen dari total populasi China telah terjangkit virus corona pada periode tanggal 1 hingga 20 Desember.
Terlebih lagi, pemerintah China melonggarkan aturan pencegahan penyakit bagi pendatang yang masuk ke China dan mencabut larangan perjalanan warganya ke luar negeri, sehingga diperkirakan peningkatan kasus COVID-19 di China akan melonjak tajam.
Para pakar di Korea Selatan menyuarakan pengetatan pencegahan penyakit dan membahas pelaksanaan tes PCR terhadap para pendatang dari China sehari setelah ketibaan di Korea Selatan.
KDCA akan mengumumkan keputusan tersebut pada rapat hari Jumat (30/12) besok.