Korea Utara meluncurkan uji coba rudal balistik di hari pertama tahun baru 2023 pada hari Minggu (01/01), peluncuran selama dua hari berturut-turut menyusul peluncuran rudal balistik pada Sabtu (31/12) di hari terakhir di 2022.
Korea Utara mengumumkan bahwa rudal-rudal tersebut merupakan peluru artileri berkaliber super besar berukuran 600 mm yang mampu membawa hulu ledak nuklir taktis.
Korea Utara telah menetapkan Korea Selatan sebagai musuh, dan menyampaikan niat untuk memproduki hulu ledak nuklir secara massal dan mengembangkan rudal balistik antar-benua jenis baru.
Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan mengatakan Korea Utara meluncurkan sebuah rudal balistik pada Minggu (01/01) sekitar pukul 02.50 waktu Korea dan rudal tersebut jatuh di lepas Laut Timur setelah terbang ke arah timur sekitar 400 kilomter.
Korea Utara menyatakan keberhasilan pemroduksian tiga puluh unit peluncur ganda rudal super besar yang dilaporkan telah diserahkan ke unit artileri, sehingga Korea Utara tampak telah menempatkan persenjataan tersebut untuk menghadapi pertempuran nyata.
Pyongyang bahkan membuat ancaman dengan mengatakan bahwa peluncur ganda tersebut merpuakan senjata penyerang inti yang dapat menjangkau seluruh wilayah Korea Selatan.
Militer Korea Selatan mengklasifikasikan peluncur ganda roket super besar 600 mm milik Korea Utara sebagai rudal balistik, sebagaimana peluncur dilengkapi dengan perangkat pemandu yang dapat mencari lokasi target secara mandiri.
Pada sesi pleno Partai Buruh hari keenam untuk meninjau tahun 2022, Pemimpin Kim Jong-un menyebut Korea Selatan sebagai "musuh yang tidak diragukan lagi".
Kim juga berulang kali menyatakan komitmen untuk melakukan serangan senjata nuklir terlebih dahulu, mengatakan bahwa kekuatan nuklir sebenarnya bertujuan untuk mencegah perang, namun jika pencegahan perang tidak dimungkinkan, maka senjata nuklir tidak akan hanya digunakan untuk pertahanan saja.
Selain mempercepat pengembangan rudal balistik antar-benua berbahan bakar padat jenis baru, Korea Utara juga berencana sesegera mungkin meluncurkan satelit militer pertamanya.