Kementerian Luar Negeri Korea Selatan pada Kamis (19/01) memanggil Duta Besar Iran untuk Korea Selatan guna mengklarifikasi posisi Korea Selatan terkait pernyataan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol baru-baru ini yang menyebut Iran sebagai musuh Uni Emirat Arab (UEA).

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan Lim Su-seok dalam pengarahan pers pada Kamis (19/01) mengatakan bahwa Wakil Menteri Luar Negeri Cho Hyeon-dong telah memanggil Duta Besar Iran Saeed Badamchi Shabestari dan kembali menjelaskan posisi pemerintah Korea Selatan.

Juru bicara Lim melanjutkan, langkah kementerian ini dibuat setelah Duta Besar Korea Selatan untuk Iran dipanggil oleh pemerintah Iran untuk menjelaskan posisi pemerintah Korea Selatan pada Rabu (18/01) kemarin.

Lim menegaskan bahwa pernyataan Presiden Yoon ditujukan untuk menyemangati tentara Korea Selatan yang bertugas di UEA, dan tidak terkait dengan hubungan internasional Iran, termasuk hubungan Korea Selatan dan Iran.

Dilanjutkannya, Iran tidak perlu mempermasalahkan pernyataan Presiden Yoon terkait Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir sebagaimana Korea Selatan dengan setia memenuhi komitmen non-proliferasi yang dimuat dalam Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir dan tidak memiliki perubahan tekad dalam memenuhi kewajiban tersebut.

Lim juga mengatakan bahwa Duta Besar Iran akan menyampaikan penjelasan Wakil Menteri Cho hari ini kepada pemerintah Iran.

Dalam pengarahan per tersebut, Lim mengungkapkan bahwa pemerintah Korea Selatan tetap berniat mengembangkan hubungan dengan Iran dan meneruskan upaya pembentukan hubungan persahabatan demi perkembangan hubungan bilateral.