Presiden Yoon Suk Yeol menyerukan kerja sama dan solidaritas global untuk mengatasi krisis rumit yang dihadapi dunia.
Presiden Korea Selatan itu membuat seruan tersebut pada Kamis (19/01) dalam sesi khusus di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
Dalam pidato selama 15 menit, Presiden Yoon mengatakan bahwa ketahanan rantai pasokan merupakan tugas yang paling penting yang harus diatasi dunia dan Korea Selatan akan menjadi mitra utama mencapai tujuan tersebut.
Mengutip perang di Ukraina yang memperburuk gangguan rantai pasokan, Presiden Yoon mengatakan memperkuat ketahanan juga harus dicapai melalui semangat kebebasan dan solidaritas.
Dikatakannya bahwa Korea Selatan, negara dengan kekuatan industri semikonduktor, baterai sekunder, baja dan bioteknologi global, akan menjadi mitra utama dalam rantai pasokan global, berjalan bersama dan bekerjasama dengan negara-negara yang saling mempercayai sesuai dengan norma universal untuk mencapai stabilitas.
Menyebut strategi Indo-Pasifik Seoul, Presiden Yoon mengatakan bahwa Korea Selatan akan bekerja menjalin kerja sama dan ekosistem ekonomi inklusif serta berkontribusi untuk kemakmuran umat manusia.
Terkait krisis rantai pasokan, Presiden Yoon menyebut perubahan iklim, semakin besarnya celah teknologi digital dan perawatan kesehatan sebagai ancaman kemakmuran dunia. Oleh sebab itu, dia menyerukan penguatan kerja sama dan solidaritas untuk menangani tantangan-tantangan tersebut.
Presiden Yoon menggarisbawahi pentingnya tenaga nuklir dan hidrogen bersih untuk meningkatkan keamanan energi, mengatakan bahwa Korea Selatan berencana secara sistematik mencapai target netralitas karbon dengan memperluas rasio kekuatan nuklir pada sumber energinya.
Menyangkut ancaman kesehatan, Presiden Yoon mengatakan Korea Selatan akan berbagi pengalaman dan pencapaian terkait krisis kesehatan dan bergabung dalam upaya global untuk mempersempit celah antar-negara dalam kemampuan tanggapan pandemi.
Selain itu, mengenai pembagian digital antara negara-negara, dia mengatakan bahwa Korea Selatan akan membuat Rancangan Undang-Undang Hak Digital untuk berkontribusi pada penciptaan tatanan digital global, menjanjikan upaya untuk berbagi dan menyebarkan teknologi dan pengalaman digital.