Kondisi kelangkaan pangan di Korea Utara dikonfirmasi menjadi yang terburuk sejak tahun 1990-an, mengakibatkan ratusan ribu kematian akibat kelaparan.
Media khusus Korea Utara di Amerika Serikat, 38 North, melaporkan pada Kamis (19/01) waktu setempat berdasarkan data dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Program Pangan Dunia (WFP), Daily NK, dan Asia Press mengenai hasil analisis harga pangan dan pasokan di Korea Utara, ketersediaan pangan di Korea Utara sampai bulan Agustus lalu dikonfirmasi yang terburuk sejak tahun 1990-an.
Menurutnya, harga beras dan khususnya jagung mengalami kenaikan drastis.
Di Korea Utara, ketergantungan terhadap jagung dan barli semakin tinggi saat pasokan beras tidak memadai, sehingga kenaikan harga jagung menunjukkan kelangkaan bahan pangan di rumah tangga-rumah tangga Korea Utara semakin sulit.
Larangan pergerakan di dalam negeri akibat COVID-19 dan perubahaan harga bahan pangan di tiap kota mulai bulan Mei tahun 2021 hingga Mei tahun 2022 semakin meningkat, menjadi indikator kelangkaan bahan pangan.
Pada tahun 1990-an, akibat kelaparan yang melanda Korea Utara, sebanyak 3-5 persen penduduk, atau sekitar 600 ribu hingga 1 juta orang, di Korea Utara meninggal dunia.