Sehubungan dengan pendaftaran Tambang Sado di Prefektur Niigata, lokasi sejumlah warga Joseon, sebutan warga Korea di zaman dulu, dipaksa bekerja semasa penjajahan Jepang, sebagai calon Situs Warisan Dunia UNESCO, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan memanggil Pelaksana Tugas Duta Besar Jepang untuk Korea Selatan pada hari Jumat (20/01).
Wakil Kedua Menteri Luar Negeri Korea Selatan Lee Do-hoon memanggil Pelaksana Tugas Duta Besar Jepang untuk Korea Selatan Daisuke Namioka untuk memprotes keras pendaftaran Tambang Sado sebagai calon Warisan Dunia UNESCO.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan telah mengeluarkan pernyataan yang menyesalkan pendaftaran Tambang Sado sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO di tengah kondisi Jepang belum memenuhi kewajibannya untuk menjelaskan sejarah secara sepenuhnya di situs lain yang merupakan fasilitas industri modern Jepang yang telah didaftarkan sebagai Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2015 lalu.
Ditambahkan pula, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mendesak pemerintah Jepang untuk segera menyelesaikan langkah lanjutan yang telah dijanjikan ketika mendaftarkan fasilitas industri modern Jepang sebagai Warisan Dunia UNESCO, serta menyatakan bahwa pihaknya bersama komunitas internasional, termasuk UNESCO, akan berupaya agar sejarah secara keseluruhan, termasuk sejarah kerja paksa warga Joseon, ditampilkan dalam objek pameran di situs tersebut.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan sebelumnya juga telah memprotes langkah Jepang saat memutuskan untuk mendaftarkan Tambang Sado sebagai Warisan Dunia UNESCO pada tahun lalu dengan memanggil Duta Besar Jepang untuk Korea Selatan Koichi Aiboshi.
Pada Februari tahun lalu, pemerintah Jepang mengajukan pendaftaran Tambang Sado sebagai Warisan Dunia UNESCO, namun UNESCO belum melakukan peninjauan dengan alasan penjelasan terkait tidak memadai.
Setelah itu, pemerintah Jepang mengajukan surat permohonan sementara pada bulan September, dan kemudian kembali menyerahkan pengajuan resmi.
Pemerintah Jepang dikritik karena sengaja tidak memasukkan sejarah kerja paksa warga Joseon dengan hanya mengangkat sejarah mulai abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-19 dalam pengajuan pendaftaran Tambang Sado sebagai Warisan Dunia UNESCO.