Amerika Serikat (AS) mengeluarkan pernyataan pada Kamis (09/02) waktu setempat, mengatakan bahwa China telah menerbangkan balon ketinggian tinggi ke lebih dari 40 negara, termasuk AS, untuk mengumpulkan data intelijen.
Dalam pernyataan tersebut, Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) disebut sebagai pendukung penempatan balon pengintai tersebut, dan pihaknya akan menanggapi dengan keras segala tindakan yang melanggar kedaulatan wilayah teritorial AS.
Selain itu, AS menegaskan akan berfokus pada memperkuat sistem pengawasan untuk mencegah masuknya balon pengintai China ke wilayah udara AS, dan kemudian mencegah penggunaan teknologi AS untuk memoderiniasi militer China.
Sesuai dengan upaya pemerintah AS tersebut, Majelis Rendah AS juga telah mengesahkan resolusi yang mengecam insiden balon pengintai China, menyebut hal tersebut sebagai pelanggaran wilayah udara AS.
Adapun, seorang pejabat tinggi Kementerian Luar Negeri AS mengatakan bahwa balon yang ditembak jatuh di atas Samudra Atlantik itu adalah balon pengintai, dan menolak klaim China bahwa balon tersebut adalah balon perkiraan cuaca.
Dijelaskannya bahwa foto-foto balon yang diambil dengan pesawat pengintai U-2 AS menunjukkan balon tersebut mampu mengumpulkan sinyal intelijen dengan beberapa antena dan peralatan lain yang dirancang untuk mengoperasikan sensor pengumpul informasi sensitif, serta panel surya berukuran besar yang dipasang pada balon untuk menghasilkan daya listrik yang diperlukan.