Badan intelijen Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) mengeluarkan rekomendasi keamanan bersama terkait serangan siber ilegal Korea Utara.
Layanan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) dan Badan Keamanan Nasional AS (NSA) merilis rekomendasi bersama pertama antara otoritas intelijen kedua negara pada hari Jumat (10/02).
Rekomendasi intelijen tersebut berisi peringatan mengenai aktivitas serangan malware Korea Utara dan kelompok peretas yang berafiliasi dengan rezim tersebut terhadap jaringan institusi-institusi utama dengan menggunakan domain palsu dan jaringan virtual pribadi (VPN).
Kelompok peretas kemudian menghancurkan dan mengenkripsi sistem dengan kode berbahaya dan meminta uang tebusan untuk memulihkan kembali sistem dengan bayaran mata uang kripto.
NIS menyampaikan bahwa Korea Utara menggunakan mata uang kripto yang didapatkan dari hasil serangan siber yang dilakukan terhadap lembaga-lembaga utama di berbagai negara untuk membiayai proyek-proyek nasional dan tujuan prioritas intelijen.
Adapun, Layanan Intelijen Korea Selatan juga merilis indikator penyusupan, termasuk alamat protokol internet dan nama file yang mencurigakan, untuk pendeteksian dini dan pencegahan serangan ransomware Korea Utara.