Pemerintah Seoul menyebut belum saatnya mendiskusikan pelaksanaan pertemuan puncak antara Korea Selatan dan Jepang.
Seorang pejabat tinggi pemerintah Seoul membuat pernyataan tersebut kepada wartawan di Washington, Amerika Serikat (AS), pada Selasa (14/02) waktu setempat ketika ditanya tentang kemungkinan penggelaran pertemuan puncak antara kedua negara dalam waktu dekat.
Dia mengatakan bahwa kunjungan kenegaraan terakhir antara kedua pemimpin negara adalah saat mantan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak mengunjungi Jepang pada 2011, menambahkan bahwa konsultasi tingkat puncak merupakan tugas diplomatik.
Dia melanjutkan bahwa pelaksanaan pertemuan puncak antara kedua negara belum dapat dibahas, sebagaimana isu-isu sensitif dan mendesak, seperti masalah kerja paksa di masa penjajahan Jepang, harus terlebih dulu diselesaikan dengan baik sebelum kedua negara dapat bergerak maju ke tujuan berikutnya.
Dikatakannya bahwa dalam pertemuan Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan dan Jepang yang digelar pada Senin (13/02), kedua pihak membahas secara intensif mengenai isu kompensasi bagi korban kerja paksa.
Dia menambahkan bahwa agenda tersebut dibahas dalam pertemuan tingkat direktur hingga tingkat wakil menteri luar negeri, dan bahkan diperkirakan akan dilanjutkan ke tingkat menteri luar negeri antara kedua negara.
Demikian, pejabat senior itu berharap isu sensitif tersebut akan dapat diselesaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama.