Duta Besar Korea Selatan untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Hwang Joon-kook mengatakan bahwa tidak ada negara anggota lain yang mengejek dan mengancam fungsi piagam PBB dan kinerja Dewan Keamanan PBB seperti Korea Utara.
Dalam rapat terbuka PBB tekait peluncuran rudal balistik antar-benua (ICBM) Korea Utara pada hari Senin (20/02) waktu setempat di Amerika Serikat (AS), Duta Besar Hwang mengatakan bahwa Korea Selatan mengutuk dalam istilah terkuat peluncuran ICBM Korea Utara.
Menurut Hwang, meskipun penduduk Korea Utara mengalami kesengsaraan akibat kelangkaan pangan, namun Korea Utara terus menghabiskan sumber dayanya dengan melakukan peluncuran rudal balistik.
Ditambahkan pula, dia merasa putus asa menghadapi situasi Dewan Keamanan PBB (DK PBB) yang tidak dapat menangani pelanggaran Korea Utara terhadap resolusi DK PBB akibat veto China dan Rusia.
Hwang mengklaim bahwa China dan Rusia telah menyepakati 10 resolusi DK PBB sejak tahun 2006 hingga tahun 2017, dan resolusi terakhir nomor 2397 mengandung pasal 'pemicu' di mana negara-negara anggota secara otomatis harus membahas peningkatan sanksi bahan bakar terhadap Korea Utara apabila terjadi peluncuran ICBM.
Namun demikian, ditambahkannya bahwa disayangkan meskipun dengan adanya pasal tersebut, China dan Rusia tetap memveto sanksi tambahan atas Korea Utara.