Pendapatan riil rumah tangga Korea Selatan, setelah disesuaikan dengan inflasi, tercatat menurun selama dua kuartal berturut-turut akibat berlanjutnya inflasi.
Pendapatan bulanan rata-rata per rumah tangga pada kuartal keempat tahun lalu tercatat sebesar 4.834.000 won, meningkat 4,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Namun, dengan memperhitungkan kenaikan harga barang, pendapatan riil menurun sebanyak 1,1 persen.
Berdasarkan kategori pendapatan, pendapatan gaji meningkat hampir 8 persen, sedangkan pendapatan usaha tetap sama dengan tahun sebelumnya.
Dianalisis bahwa pendapatan usaha tetap sama karena kenaikan biaya tenaga kerja dan harga bahan baku, serta efek dasar dari tahun sebelumnya.
Setelah dana bantuan COVID -19 tidak lagi diberikan, pendapatan transfer turun lebih dari 5 persen.
Pengeluaran konsumen meningkat sebesar 5,9 persen, tetapi pengeluaran yang telah disesuaikan dengan kenaikan harga barang hanya mencatatkan peningkatan sebesar 0,6 persen.
Pengeluaran dilaporkan meningkat untuk biaya makanan, penginapan, transportasi, hiburan dan kebudayaan.
Seiring naiknya biaya bahan bakar sebesar 16,4 persen, biaya rumah tangga, termasuk rumah tangga beranggotakan satu orang, mencatatkan peningkatan tertinggi sejak statistik terkait mulai dikumpulkan.
Terutama, peningkatan biaya air dan listrik rumah tangga berpendapatan 20 persen terbawah naik lebih dari 3 kali lipat dibandingkan rumah tangga berendapatan 20 persen teratas.
Selain itu, peningkatan biaya suku bunga pun mencatatkan yang tertinggi, tercatat sebesar 28,9 persen.
Sehubung dengan penurunan pendapatan riil tersebut, pemerintah mengatakan akan menjalankan proyek kesejahteraan senilai 56 triliun won untuk meringankan biaya hidup kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta pedagang mikro dan kecil.