Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada Senin (27/02) menyatakan bahwa dukungan militer untuk Ukraina adalah hal yang perlu ditinjau kembali oleh pemerintah.

Seoul menekankan prinsip untuk tidak menyediakan bantuan senjata mematikan, namun juga menyebut perlunya peninjauan kembali untuk dukungan militer tersebut, di tengah permintaan berulang dari komunitas internasional yang akan berdampak pada perubahan sikap Seoul. 

Dalam pengarahan pers pada Senin (27/02), Juru Bicara Kementerian Pertahanan Jeon Ha-kyu menyampaikan bahwa Korea Selatan tengah aktif mempromosikan bantuan kemanusiaan, termasuk upaya rehabilitasi bagi Ukarina, meskipun tetep bersikeras tidak akan menyediakan senjata mematikan bagi Ukraina. 

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan dalam konferensi pers pada 24 Febuari waktu setempat bahwa dukungan militer Korea Selatan bagi negaranya akan bermanfaat dalam perang melawan Rusia, dan pihaknya sedang mengupayakan mengundang para pejabat senior Korea Selatan ke Ukraina.  

Di sisi lain, Duta Besar Ukraina di Korea Selatan mengatakan bahwa Kelapa Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan serta Komando Pasukan Gabungan (CFC) Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) telah berdiskusi mengenai operasi militer dan sipil di Ukraina bersama pihak militer Ukraina. 

Duta Besar Dmytro Ponomarenko menyampaikan lewat akun Twitter-nya pada 25 Februari bahwa dia menghadiri sebuah konferensi secara virtual untuk membahas operasi militer dan sipil dalam perang di Ukraina bersama militer Ukraina, JCS dan CFC Korea Selatan dan AS.