Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyampaikan pada Senin (27/02) waktu setempat bahwa Korea Utara terus memberikan dukungan terhadap aksi terorisme internasional dengan terlibat dalam pembunuhan di negara lain.
Menurut laporan terorisme setiap negara tahun 2021 yang diumumkan, Korea Utara gagal mengambil langkah untuk memecahkan masalah pemberian dukungan selama ini terhadap tindakan teror internasional.
Pihaknya menyebut berbagai contoh, seperti keterlibatan Korea Utara dalam menyembunyikan empat anggota Tentara Merah Jepang yang dicari pemerintah Jepang karena membajak pesawat Japan Airlines pada tahun 1970.
Ditambahkan pula, pemerintah Jepang juga terus meminta pertanggung-jawaban penuh dari Korea Utara mengenai nasib banyak warga Jepang yang diyakini telah diculik oleh Korea Utara pada sektiar tahun 1970-an dan 1980-an, sebagaimana hanya 5 warga Jepang yang dipulangkan setelah tahun 2002.
Korea Utara ditetapkan sebagai negara sponsor terorisme oleh Kementerian Luar Negeri AS sejak kasus pengeboman pesawat Korean Air pada 1987, dan status tersebut sempat dicabut pada tahun 2008.
Namun, akibat kasus pembunuhan Kim Jong-nam pada 2017 lalu, Korea Utara kembali dikategorikan sebagai negara sponsor terorisme.
Kementerian Luar Negeri AS setiap tahun membuat laporan terorisme setiap negara untuk diserahkan ke parlemen.
Dalam laporan kali ini, kementerian AS tersebut juga mengkritik penindasan China terhadap warga Uighur di Xinjiang, wilayah barat laut China.
Menurutnya, tindakan terorisme China berfokus pada warga Uighur di wilayah Xinjiang dan kelompok ekstremis Islam yang berasal Turkiye.
Pada 2021, pemerintah China dilaporkan telah menahan lebih dari satu juta orang dalam langkah yang disebutnya sebagai tindakan anti terorisme dan menindas warga Uighur di wilayah Xinjiang serta etnik dan keleompok agama minoritas lainnya.