Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menekankan perlunya masyarakat berefleksi pada masa lalu yang malang dan merenungkan apa yang harus dilakukan untuk masa depan dan kemakmuran bangsa, sebagaimana hari Rabu ini menandai Hari Gerakan Kemerdekaan 1 Maret.
Presiden Yoon membuat pernyataan tersebut dalam upacara memperingati Hari Gerakan Kemerdekaan 1 Maret di Seoul.
Dia memberikan penghormatan kepada para martir dan patriot yang mengabdikan hidup dan berkorban untuk kebebasan dan kemerdekaan bangsa. Ditekankannya, kemakmuran yang dinikmati bangsa Korea saat ini adalah hasil dari upaya yang tegas dan tiada henti untuk menjaga kebebasan dan keyakinan terhadap nilai-nilai universal.
Yoon mengatakan masyarakat harus melihat kembali masa lalu yang menyakitkan ketika kehilangan kedaulatan nasional setelah gagal menghadapi perubahan dalam sejarah dunia dengan tepat. Dikatakannya masyarakat dapat melihat terulangnya penderitaan serupa jika tidak mempersiapkan masa depan dan mempelajari perubahan dalam perjalanan sejarah global.
Presiden menggarisbawahi perlunya mewarisi semangat Deklarasi Kemerdekaan 1 Maret untuk menciptakan masa depan yang bebas, damai, dan sejahtera.
Dia juga mengatakan Jepang telah berubah dari agresor militeristik di masa lalu menjadi mitra kerja sama yang berbagi nilai universal dengan Korea Selatan dan bekerja sama dalam agenda global.
Presiden Yoon mengatakan kerja sama antara Seoul, Washington dan Tokyo menjadi lebih penting dari sebelumnya untuk mengatasi krisis keamanan, termasuk ancaman nuklir serius dari Korea Utara.
Upacara pada hari ini dihadiri oleh sekitar 1.300 orang, termasuk pejuang kemerdekaan dan keturunan mereka.