Presiden Yoon Suk Yeol menyatakan bahwa kompensasi kerja paksa warga Joseon di masa penjajahan Jepang merupakan hasil yang menguntungkan bagi Korea Selatan dan Jepang di masa depan tanpa mengabaikan para korban. 

Pernyataan Presiden Yoon terasa lebih konkret daripada pernyataan juru bicara hari Senin yang menyatakan hasil tersebut merupakan keputusan untuk hubungan Korea Selatan dan Jepang yang lebih baik di masa depan. 

Ungkapan tersebut ditafsirkan sebagai sanggahan atas klaim partai oposisi yang menyatakan para korban diabaikan dalam langkah tersebut. 

Presiden Yoon mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya untuk mencari solusi kompensasi yang wajar sejak dahulu, serta pemerintah pernah memberikan kompensasi dengan anggaran pemerintah melalui pembuatan undang-undang khusus pada tahun 1974 dan 2007 lalu. 

Pernyataan tersebut menekankan kompensasi di masa lalu dilakukan secara tidak langsung yaitu melalui pemerintah Korea Selatan dan bukan kompensasi langsung dari pihak Jepang. 

Yoon juga menyebutkan Jepang telah menjadi mitra kerja sama dan bukan lagi penyerang imperialisme seperti masa lalu. Hal ini disampaikan untuk menekankan keperluan perbaikan hubungan dua negara. 

Dia menambahkan kerja sama dua negara yang berorientasi pada masa depan akan melindungi perdamaian dan kemakmuran dunia. 

Namun Yoon tidak menyebutkan tanggung jawab Jepang atau respons dari pemerintah Jepang dan perusahaan terkait selain istilah 'penyerang imperialisme'.