Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) memulai latihan militer gabungan terbesar dalam beberapa tahun terakhir pada hari Senin (13/03).
Latihan gabungan musim semi “Freedom Shield” tersebut akan digelar selama sebelas hari berturut-turut, dengan melibatkan lebih dari 20 latihan langsung di lapangan di sekitar Semenanjung Korea yang bertujuan untuk memeriksa postur pertahanan bersama sekutu dan memperkuat kemampuan tanggapan gabungan.
Latihan ini akan menggabungkan skenario pertempuran nyata, yang mencerminkan lingkungan keamanan yang berubah dengan ancaman yang terus meningkat dari senjata nuklir dan rudal Korea Utara.
Setelah latihan manajemen krisis bersama pada minggu lalu, yang merupakan latihan de facto dari latihan "Freedom Shield", kedua negara sekutu tersebut kemudian akan menjalani tahap pertama latihan yang berfokus pada pelatihan pertahanan untuk melatih skenario serangan balik dan memukul mundur Korea Utara, serta menjaga stabilitas.
Ukuran dan ruang lingkup latihan ini lebih besar daripada tahun-tahun sebelumnya, dan secara efektif menghidupkan kembali latihan lapangan gabungan untuk pertama kalinya dalam lima tahun sejak latihan serupa ditangguhkan di bawah pemerintahan Moon Jae-in.
Sehubungan dengan latihan tersebut, kedua negara sekutu juga mendorong latihan kapal induk bersama termasuk USS Nimitz bertenaga nuklir, serta latihan peringatan rudal trilateral yang melibatkan Jepang.