Sebuah data terbaru menunjukkan konsumsi masyarakat Korea Selatan menurun sekitar lima persen sejak musim gugur tahun lalu.
Menurut Badan Pusat Statistik Korea pada Senin (13/03), indeks penjualan retail, yang mewakili keseluruhan indikator konsumsi, tercatat sebesar 103,9 di bulan Januari, mengalami penurunan 5,03 persen dibandingkan bulan Agustus tahun lalu.
Indeks penjualan retail tersebut didapat dari hasil evaluasi omset penjualan 2.700 perusahaan domestik yang menjual barang konsumsi.
Indeks pada periode antara bulan Agutus tahun lalu hingga Januari tahun ini menunjukkan konsumsi domestik turun 5 persen sejak musim gugur tahun lalu.
Diektahui bahwa dalam periode tersebut, masyarakat sedikit membeli pakaian sebagaimana indeks penjualan retail pakaian anjlok 7,8 persen.
Meskipun konsumsi pakaian di hari-hari biasa tampak dipengaruhi oleh kondisi cuaca di masing-masing tahun, namun pada akhir tahun lalu dan awal tahun ini, suku bunga yang tinggi dan inflasi tinggi diperkirakan memberikan dampak yang lebih besar terhadap pola konsumsi masyarakat.
Inflasi produk pakaian dan sepatu tetap berada di kisaran 5 persen setelah tercatat sebesar 5,5 persen pada November tahun lalu, dan tercatat sebesar 5,8 persen pada bulan Februari tahun ini.
Terlebih lagi, indeks penjualan retail untuk makanan anjlok sebesar 9,6 persen, menunjukkan bahwa masyarakat Korea Selatan lebih banyak mengurangi konsumsi makanan dibandingkan konsumsi pakaian.
Tingkat inflasi makanan dan minuman non-alkohol melambung 7,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sesuai dengan situasi konsumsi masyarakat yang diketahui melalui survei ini, pemerintah Korea Selatan dijadwalkan akan mengumumkan langkah-langkah untuk menggairahkan pemintaan domesik pada akhir Maret.