Presiden Yoon Suk Yeol menyatakan harapan untuk hubungan normal dengan Tokyo yang tidak hanya sesuai dengan kepentingan bersama, tetapi juga mengirimkan sinyal positif kepada komunitas internasional.
Berbicara kepada harian Jepang Yomiuri Shimbun menjelang pertemuan puncak dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada hari Kamis (15/03), Presiden Yoon menggambarkan perjalanannya yang akan datang sebagai kemajuan besar dan sebuah pencapaian, mengingat menurunnya hubungan bilateral beberapa tahun terakhir akibat perselisihan di masa kolonial Jepang.
Pemimpin Korea Selatan itu mengatakan bahwa kedua negara memainkan peran penting di komunitas internasional, setelah membentuk kemitraan kerja sama dengan banyak negara di bidang ekonomi, keamanan, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mengenai rencana pemerintahannya untuk memberikan kompensasi kepada para korban kerja paksa masa penjajahan Jepang melalui sumbangan perusahaan domestik alih-alih perusahaan Jepang yang bertanggung jawab, Presiden Yoon mengatakan dia menganggap solusi ini masuk akal bahkan sebelum mencalonkan diri sebagai presiden.
Harian itu memberitakan Presiden Yoon menyatakan persepsi pandangan bahwa keputusan pengadilan tinggi Korea Selatan pada tahun 2018 yang memerintahkan perusahaan Jepang untuk memberikan kompensasi kepada para korban bertentangan dengan perjanjian bilateral tahun 1965 untuk normalisasi hubungan bilateral.
Terkait hal itu, dia mengatakan tugas pemerintah dan pemimpin politik adalah mewujudkan resolusi yang harmonis.
Presiden Yoon juga menyerukan dimulainya kembali "diplomasi ulang-alik" untuk kunjungan rutin para pemimpin kedua negara ke negara masing-masing, serta menekankan pentingnya kerja sama trilateral dengan AS di tengah ancaman keamanan dari Korea Utara yang semakin meningkat.