Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan bahwa Jepang, yang memiliki nilai kebebasan, hak asasi manusia, dan hukum internasional yang sama dengan Korea Selatan, adalah mitra kerja sama di bidang keamanan dan agenda ekonomi global.
Presiden Yoon membuat pernyataan tersebut pada Kamis (16/03) dalam konferensi pers setelah pertemuan puncak dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo, pada hari pertama dari dua hari kunjungannya ke Jepang, yang sekaligus merupakan kunjungan pertama Presiden Korea Selatan dalam 4 tahun terakhir.
Presiden Yoon mengatakan bahwa penting untuk memberitahukan kepada masyarakat di kedua negara mengenai dinulainya awal baru hubungan Korea dan Jepang, yang telah melalui berbagai isu-isu sejarah yang tertunda.
Dia juga menekankan pentingnya kerja sama erat dan solidaritas antara Korea Selatan dan Jepang untuk menghadapi ancaman nuklir Korea Utara yang terus meningkat.
Kedua pemimpin negara juga sepakat untuk menghidupkan kembali "diplomasi ulang-alik", di mana kedua pemimpin saling mengadakan kunjungan kenegaraan ke negara masing-masing.
Perdana Menteri (PM) Kishida mengatakan bahwa dia bahagia memiliki kesempatan untuk membuka era baru hubungan dengan negara tetangganya, Korea Selatan. Ditambahkannya, mereka juga sepakat memulai kembali "diplomasi ulang-alik" terlepas dari formatnya.
Dia mengatakan bahwa keduanya berencana saling bertukar pandangan mengenai cara memperkuat komunikasi antara Seoul dan Tokyo di berbagai bidang seperti politik, ekonomi, dan budaya.
Mengecam peluncuran rudal balistik antar-benua (ICBM) Korea Utara pada Kamis (16/03) pagi, PM Kishida mengatakan bahwa dia juga akan mendiskusikan cara peningkatan kerja sama bilateral dan trilateral bersama Amerika Serikat.
Kunjungan ini terjadi untuk pertama kalinya dalam 12 tahun, sejak "diplomasi ulang-alik" antara kedua pemimpin negara terakhir kali dilakukan oleh mantan Presiden Lee Myung-bak yang mengunjungi Jepang untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi bersama mantan Perdana Menteri Yoshihiko Noda pada Desember 2011.