Biaya makanan di Korea Selatan diperkirakan akan naik secara signifikan di tengah langkah penyedia makanan untuk menaikkan harga produk, memberikan tekanan ke atas pada harga keseluruhan dan memicu inflasi.

Menurut Layanan Informasi Statistik Korea (KOSIS) yang disediakan oleh Statistik Korea pada hari Minggu (26/03), indeks biaya makan di luar mencapai 115,45 pada bulan lalu, naik tujuh koma lima persen dari tahun sebelumnya.

Pertumbuhan indeks tahunan mencapai puncaknya pada September tahun lalu sebesar sembilan persen, tertinggi dalam 30 tahun, sebelum kemudian turun selama lima bulan berturut-turut sejak Oktober.

Namun demikian, tren penurunan diperkirakan tidak mungkin bertahan dengan banyaknya restoran waralaba yang mengumumkan rencana untuk menaikkan harga produk mereka, termasuk hamburger dan ayam goreng, mengikuti kenaikan harga produk minuman keras.

Baru-baru ini, harga rata-rata menu utama di restoran di Seoul termasuk naengmyeon dan bibimbap telah melampaui sepuluh ribu won, sementara produsen makanan olahan seperti roti, makanan ringan, es krim, dan air minum juga mengumumkan rencana untuk menaikkan harga.

Indeks harga konsumen pada bulan lalu mencapai empat koma delapan persen, jatuh di bawah lima persen untuk pertama kalinya dalam sepuluh bulan, tetapi serangkaian kenaikan harga makanan dikhawatirkan akan menyebabkan kenaikan inflasi.