Seroang anggota Partai Demokrat Korea Wi Seong-gon yang mengunjungi Jepang menyatakan bahwa dia mengakui kredibilitas Badan Energi Atom Internasional(IAEA), namun tidak bisa menyerahkan sepenuhnya kepada IAEA.
Sehubungan dengan evaluasi dan kepercayaan dari IAEA terhadap sistem pemeriksaan otoritas Jepang terkait pembuangan air terkontaminasi radioaktif PLTN Fukushima, anggota Wi tersebut mengatakan di dalam pertemuan dengan para wartawan di depan Tokyo Electric Power Company (TEPCO) pada hari Kamis (06/04) bahwa para pakar di Jepang juga tidak bisa mempercayai sistem tersebut.
Ditambahkan pula, para pakar Jepang mengatakan IAEA tidak mempublikasikan informasi secara transparan dan obyektif, namun hanya sebatas informasi yang bermanfaat bagi mereka.
Menurutnya, pemeriksaan oleh IAEA saat ini hanya difokuskan pada kadar kimia air terkontaminasi saja, namun tidak memeriksa dampak apa yang bisa berpotensi terjadi ketika ada unsur radioaktif tersebut bertumpuk di tubuh manusia. Anggota Wi mengusulkan agar lembaga nasional Korea Selatan memeriksa secara langsung setelah menerima data dan sampel dari IAEA.
Sehubungan dengan pernyataan tersebut, anggota Yoon Young-deok menekankan bahwa bukan pihaknya tidak mempercayai hasil pemeriksaan IAEA, melainkan perlu adanya publikasi informasi yang trasnparan dan kredibel saat proses pemeriksaan.
Sementara itu, IAEA menilai pada hari Rabu (05/04) di dalam laporan pemeriksaan keempat bahwa proses manajemen air terkontaminasi oleh TEPCO dinilai sangat konservatif dan sesuai dengan kondisi nyata.
Namun, IAEA mengeluarkan pandangan tambahan atas evaluasi pengaruh radioaktif terhadap lingkungan bahwa penjelasan tambahan dibutuhkan mengenai cara pengukuran kadar zat radioaktif.
Para aggota parlemen Korea Selatan yang mengunjungi Jepang menyampaikan, dokumen resmi untuk meminta publikasi hasil analisis zat radioaktif dalam air terkontaminasi, waktu pembuangan air, serta kondisi penyimpanan air terkontaminasi, dll.
Para anggota tersebut mengunjungi tempat yang terkontaminasi sekitar PLTN Fukushima, dan bertemu dengan para anggota parlemen Fukushima, para buruh dari PLTN Fukushima, hingga pengungsi setempat.