Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pihaknya menurunkan rasio pertumbuhan ekonomi Korea Selatan akibat kemerosotan industri semikonduktor dan stagnasi permintaan domestik.
Direktur Eksekutif IMF untuk Asia Pasifik, Krishna Srinivasan menyatakan dalam jumpa pers pada hari Kamis (13/04) waktu setempat setelah konferensi pers berbasis kawasan di Pertemuan Musim Semi Bank Dunia-IMF di Washington DC. Bahwa pihaknya menurunkan rasio pertumbuhan ekonomi Korea Selatan dengan berbagai faktor termasuk ekspor dan investasi yang dipengaruhi oleh siklus semikonduktor.
Dia menyebutkan stagnasi konsumsi setelah penyebaran COVID-19 dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kebijakan kontraktif, pengaturan di pasar perumahaan, dll. Dimana hal serupa berpengaruh pada konsumsi, sehingga permintaan domestik di Korea Selatan semakin melemah dibandingkan sebelumnya.
Sebelumnya IMF memprediksi rasio pertumbuhan ekonomi Korea Selatan tahun ini dengan 1,5% pada tanggal 11 April lalu.
Angka tersebut diturunkan sebanyak empat kali setelah penurunan ke angka 2,1% bulan Juli tahun lalu, 2% pada bulan Oktober tahun lalu, dan 1,7% pada bulan Januari tahun ini.
Namun, Direktur Srinivasan memperkirakan bahwa ekonomi Korea Selatan pada semester kedua berpotensi positif oleh peningkatan permintaan di China yang telah mencabut karantina wilayah akibat COVID-19.
Menurut perkiraan IMF, ekonomi China akan bertumbuh 5,2% pada tahun ini setelah pencabutan karantina wilayah.